Tujuh tahun sudah semenjak kepergiannya. Ku pikir hidup baru ku akan indah seperti dulu saat bersamanya. Namun kenyataannya tidak. Kepergiannya mengubah semua hidup, harapan, dan mimpi-mimpiku bersamanya. Memaksaku untuk menjalani hidup yang tak indah ini, bersama sejuta kenangan tentang diri indahnya.
Dia..tak pernah marah sekalipun ku menyakitinya. Hanya senyuman yang selalu ia tunjukkan padaku.
Dia..pergi bersama semua janji yg belum ku tepati padanya.
#flashback on#
*7 tahun yang lalu*
"Miliiaa......" teriak ku memanggil namanya.
"Ada apa Andy? Kenapa berteriak seperti itu?" tanya Milia padaku dengan nada bingung.
"Heheh..tidak apa-apa kok. Aku hanya ingin berangkat sekolah denganmu." jawabku dengan senyuman.
"Oh..begitu. Baiklah, ayo kita berangkat bersama." ucapnya padaku sambil tersenyum.
"Ayoo." ujarku sambil menarik tangannya. Lembut. Pikirku dalam hati. Kemudian aku dan dia pun pergi ke sekolah bersama.
Dia..seseorang yang membangkitkan harapan padaku. Milia Hikmah. Gadis cantik, baik dan pintar, yang menjadi teman baikku sejak kecil. Kami satu sekolah dan satu kelas. Aku dan dia sangat dekat satu sama lain, dan kedekatan itu menimbulkan perasaan sayang dan suka padanya. Bahkan ia tak jarang untuk curhat jika ada masalah. Seperti ketika ada yg menyatakan cinta padanya. Saat ia bercerita seperti itu, ku pikir ia akan menerima laki-laki itu. Namun pikiranku salah, ia tak menerima laki-laki itu. Dia bilang, dia menyukai laki-laki lain. Hilang sudah harapanku untuk menyatakan perasaan padanya. Dia memang dekat dengan seorang laki-laki selain denganku. 'Apa mungkin dia?' tanyaku dalam hati.
"Andy..kau tidak apa-apa?" tanyanya padaku. Ketika melihatku melamun memikirkan kata-katanya.
"Aku tidak apa-apa Milia." jawabku sambil tersenyum agar ia tak khawatir.
"Oh..aku kira kamu sakit Andy" katanya lembut padaku. Aku hanya tersenyum menanggapi kata-katanya.
"Miliiaa..kekasihmu mencarimu dan menunggumu didepan kelas." teriak salah seorang teman sekelas ku pada Milia.
Kata-kata temanku itu langsung membuatku terkejut. 'Mila mempunyai kekasih? Tapi kenapa ia tidak bilang padaku' ucapku dalam hati sambil melihatnya berjalan keluar kelas. Entah mengapa perasaan cemburu dan marah menghampiriku. Cemburu karena ia bersama laki-laki lain, dan marah karena ia tidak bilang kalau ia sudah mempunyai kekasih.
Setelah ia masuk aku pun langsung bertanya padanya dengan nada yang terdengar marah.
"Milia, apa benar kamu sudah mempunyai kekasih? Kenapa kamu tidak bilang padaku? Bukankah kau bilang, jika kau punya kekasih akulah yang pertama kau beritahu? Jawab aku Milia!" tanyaku padanya dengan nada yang kasar dan membentak serta menggenggam tangannya erat.
"Dia itu bukan kekasihku Andy, dia hanya temanku. Kenapa kamu seperti ini? Kenapa kamu marah denganku?" balasnya dengan tatapan sedih karena sikapku dan berlari meninggalkanku.
Apa yang ku lakukan memang bodoh. Kenapa aku tidak bertanya padanya secara lembut. Perasaan bersalahpun menghampiriku.
Akupun memutuskan untuk meminta maaf padanya sepulang sekolah karena kata-kataku. Setelah beberapa jam pelajaran, akhirnya bel pulang pun berbunyi. Ku lihat ia sedang merapihkan buku-buku pelajarannya saat aku menghampirinya.
"Milia..gomenasai." ucapku padanya sambil membungkukkan badanku. Ku pikir ia akan marah padaku, tetapi kemudian ia membalasnya dengan senyuman yang sangat manis.
"Hai! Andy..tidak apa-kata kok, mungkin saat itu Andy sedang emosi jadi berbicara seperti itu." balasnya dengan senyuman.
"Jadi kamu mau memaafkanku?"
"Tentu saja Andy" ucapnya sambil tersenyum, dan berjalan keluar kelas untuk pulang.
Benar bukan, dia itu tak pernah marah sekalipun aku menyakitinya. Aku, Andy Wardana. Seseorang yg pernah menyakitinya dengan kata-kata.
Besok adalah malam minggu. Biasanya aku pergi keluar bersamanya untuk jalan-jalan menikmati indahnya malam ke pasar lampion. Dan akupun mengajaknya untuk pergi besok, karena aku ingin menyatakan perasaan ku padanya. Tak perduli kalau aku harus ditolak olehnya. Yang terpenting adalah perasaan ini tersampaikan padanya.
"Moshi-moshi.." sapaku padanya ditelepon.
"Hai! Andy ada apa?" tanyanya padaku.
"Besok apa kau mau menemaniku jalan-jalan ke pasar lampion?" balasku atas pertanyaannya.
"Tentu saja Andy."
"Baiklah. Sampai bertemu jam 7 besok malam. Aku akan menjemputmu Milia." ucapku padanya sambil menutup pembicaraan singkat kami.
Malam ini adalah malam yg akan menjadi saksi pernyataan cintaku padanya. Ketika ku jemput dia didepan rumahnya, ia terlihat sangat manis dan cantik memakai yukata bercorak bunga sakura dan rambutnya yang sebagian diikat ke belakang.
Kemudian aku pun mengajaknya pergi ke pasar lampion.
"Andy coba lihat sepasang boneka neko itu. Terlihat sangat manis ya?" katanya padaku sambil menunjuk salah satu boneka neko di pasar itu.
"Kamu mau Milia?" tanyaku sambil berjalan ke salah satu pedagang yang menjualnya.
"Iya Andy." balasnya sambil tersenyum.
"Baiklah akan ku belikan untukmu." ucapku sambil membeli boneka itu dan memberikanya pada Milia.
"Arigatou Andy. Apa tidak apa-apa kau membelikan ini untukku?" tanyanya padaku. Aku pun hanya tersenyum padanya sebagai jawabanku.
"Kalau begitu, ini satu untukmu Andy. Karena boneka ini sepasang, jadi yang perempuan aku berikan padamu, agar kau bisa selalu mengingat malam ini dan aku." ucapnya lembut sambil memberi boneka itu padaku.
Mendengar ucapannya aku hanya tersenyum. Dan berpikir 'agar aku bisa selalu mengingat malam ini dengannya ya? Bukankah setiap malam minggu aku akan bertemu dengannya ditempat ini?' tanyaku dalam hati.
Kemudian aku mengajaknya ke bukit untuk melihat kembang api. Selama di bukit, ia terus saja bercerita tentang mimpi-mimpi dan cita-citanya dimasa depan sambil menunggu kembang api yang akan menari-nari di lautan langit malam.
Dan ia memintaku berjanji tentang suatu hal. Bahwa jika nanti kami sudah lulus SMA, kami akan selalu bersama-sama menggapai semua hidup, harapan dan mimpi-mimpi kami. Ya..kami saling berjanji satu sama lain.
Kemudian aku berpikir 'apakah ini saat yg tepat untuk mengatakannya? Ah..tidak, aku pikir nanti saja jika kembang api sudah menyala.'
"Andy..aku ingin pergi sebentar membeli minuman ya?" perkataannya menyadarkanku dari lamunanku.
"Eh..tidak aku saja yang pergi membeli minuman?" tanyaku padanya.
"Tidak perlu, aku saja yang beli, Andy tunggu saja disini ya?" balasnya sambil berjalan meninggalkanku sendiri dibukit.
Entah mengapa perasaanku tidak enak, aku takut terjadi sesuatu padanya jika pergi sendirian dan juga sikapnya terlihat sangat aneh hari ini. Dan kemudian aku pun bergegas menyusulnya, namun ketika berjalan menuju tempat pedagang minuman aku mendengar suara jeritan seorang perempuan dan mobil yang direm mendadak. Tenyata firasatku benar ketika melihat gadis yang sangat aku sayangi terbujur penuh darah didepanku. Aku pun langsung memeluknya dengan erat.
"Milia..bertahanlah. Aku akan segera membawamu ke rumah sakit." ucapku disela-sela ke khawatiranku dan membawanya pergi ke rumah sakit.
"Andy..aku sudah tidak kuat lagi." ucapnya diantara rasa sakitnya.
"Tidak! Kau harus bertahan Milia. Karena aku belum menyampaikan perasaanku padamu. Aku sangat..sangat mencintamu Milia. Aku tak pernah menyatakannya, karena aku takut kau menolakku." ucapku sambil menggenggam tangannya.
"Aku tidak bisa Andy. Aku sudah tidak kuat. Aku senang kau benar-benar mencintaiku. Karena aku juga mencintaimu Andy. Aku sudah tahu dari teman-teman kalau kau mencintaiku. Mungkin kau tak pernah menyadarinya, ketika aku menggengam tanganmu, ketika itulah aku menyatakan perasaanku padamu, merajut ikatan yg ada dalam diri kita. Mungkin sekarang aku tak bisa lagi menemanimu. Tapi aku yakin, kau akan kuat walau tanpa aku. Kau harus hidup dan mengejar mimpi-mimpi mu, serta menepati janji mu padaku." ucapnya sambil tersenyum penuh kebahagiaan.
Kata-katanya kini terhenti bersamaan dengan tangannya yang tidak lagi menggenggamku. Aku hanya bisa menangis menatap tubuh kaku nya yang kini sudah tak bernyawa.
#flashback off#
Hari ini, tepat ke 7 tahunnya ia pergi meninggalkanku. Aku pun bergegas menuju pemakaman untuk berziarah ke makamnya. Ku lihat ada seorang laki-laki yang sedang berdiri tepat dihadapan makamnya. Dan aku rasa aku mengenal laki-laki itu. Dia adalah orang yang pernah ku kira sebagai kekasih Milia.
"Kau pasti Andy bukan? Kekasihnya Milia." sapanya padaku sambil tersenyum.
"Iya. Kau temannya Milia bukan?" ucapku padanya.
"Iya. Milia sering bercerita tentangmu. Bahkan ia pernah bilang sangat ingin kau menjadi kekasihnya." ucapannya benar-benar membuatku terkejut.
"Jadi dia pernah bilang begitu ya?" tanyaku.
"Iya. Namun ia tak tahu apakah dulu kau menyukainya atau tidak, jadi ia hanya berkhayal-khayal saja. Oiya, ini ada sesuatu untukmu" katanya sambil memberikan sebuah kertas yg sudah lusuh.
Kemudian ia pergi meninggalkan pemakaman. Aku pun menerima kertas itu dan memasukkannya ke dalam saku celana ku.
"Milia..apa kau tahu? Sekarang ini aku sudah bisa mewujudkan semua mimpi-mimpi ku. Apa kau bisa melihat kebahagiaan ini? Meskipun aku bahagia, tapi hatiku selalu menangis ketika mengingatmu. Karena aku tak pernah bisa menepati janjiku padamu. Aku yakin, kau pasti senang disana. Tunggulah aku Milia, sampai saat kita akan bersama kembali." ucapku tepat didepan makamnya.
Dan setelah selesai mendo'akannya aku pun bergegas pulang ke rumah. Namun aku ingat akan kertas yg ada di saku celana ku. Ku buka lipatan kertas itu dan ku baca isi tulisannya, tulisan yg sangat aku rindukan. Ya..tulisan itu adalah tulisan Milia.
Aku harap aku memiliki 5 kehidupan didunia ini.
Maka,
AKU AKAN LAHIR DIKOTA YANG BERBEDA DI LIMA KEHIDUPAN ITU.
MEMAKAN MAKANAN YANG BERBEDA DI LIMA KEHIDUPAN ITU.
MEMILIKI PEKERJAAN YANG BERBEDA DI LIMA KEHIDUPAN ITU.
DAN TETAP MENCINTAI ORANG YANG SAMA DI 5 KEHIDUPAN ITU.
Aishiteru Andy Wardana.....
Anemone.......
~Owari~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar